MOONLIGHT

Salaam... Selamat datang di blog kelam ini...

Karena saya ditugaskan oleh guru ekologi saya untuk membuat tugas yaitu mengomentari pertanyaan yang ada di blognya, oke lah iseng-iseng saya coba menulis...


Ilmu Pengetahuan dan teknologi telah memberikan kontribusi besar terhadap peradaban manusia. Berbagai fasilitas untuk mempermudah kehidupan manusia telah diciptakan. Hal tersebut bahkan telah membuat manusia menjadi ketergantungan. Alam, sebagai penyedia sumber kehidupan telah dieksplorasi sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun, setiap kemajuan positif biasanya terdapat pula hal negatif yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Teknologi yang telah maju telak mengeksploitasi alam secara terus menerus, sehingga terkadang tidak memperhatikan lingkungan hidup di sekitarnya. Dan bila hal tersebut tidak diperhatikan dan selalu diabaikan, maka akan terjadi ketidakseimbangan alam, yang akan mengakibatkan rendahnya kualitas hidup makhluk hidup di sekitar wilayah tersebut.

Beberapa contoh pengaruh negatif dari teknologi adalah penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan. Di kota-kota besar, termasuk Bandung jumlah kendaraan bermotor sangat besar. Dari data Dinas Perhubungan Kota Bandung, di tahun 2007 saja jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung berjumlah 839.278 unit, dan itu akan selalu bertambah setiap tahunnya. Kendaraan bermotor adalah salah satu penyumbang pencemaran udara terbesar. Dengan membakar bahan bakar fosil, kita mempercepat aliran balik karbon dari kerak bumi ke udara. Proses ini mengalami peningkatan laju besar-besaran, dan seperti yang kita lihat, akibatnya pun mulai tampak. Karbon mendominasi kimia kehidupan. Hal ini disebabkan atom-atomnya memiliki kemampuan luar biasa untuk berkatan, tidak hanya dengan sesamanya, melainkan juga dengan atom unsur-unsur lain. Akibatnya, karbon dapat membentuk jutaan macam molekul yang masing-masing berbeda sifat kimianya. Belum lagi ketika akhir pekan, ratusan ribu kendaraan bermotor dari luar kota, terutama dari Jakarta memasuki Kota Bandung. Pada akhir pekan di titik masuk Kota Bandung seperti di pintu tol Pasteur terjadi peningkatan kandungan CO rata-rata sekitar 38 %. Secara alamiah Kota Bandung memiliki Geografi yang nyaman, namun pencemaran udara sudah mulai mengganggu kenyaman dan kesehatan. Di kota-kota besar dunia sendiri, permasalahan tersebut dapat dikurangi dengan memperbanyak jumlah kendaraan hybrid yang ramah lingkungan yang menggunakan baterai. Memang, penggunaan kendaraan ramah lingkungan telah menjadi trend dunia saat ini mengingat isu Global Warming yang semakin mendunia. Solusi lain adalah dengan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Di negara modern seperti Jepang saja, masyarakatnya masih rela menggunakan sepeda atau kendaraan umum untuk bepergian, mengingat Jepang adalah salah satu negara produsen terbesar kendaraan bermotor di dunia. Untuk skala yang lebih besar, yaitu penggunaan mesin pesawat terbang, salah satu maskapai nasional Jepang, Japan Airlines menggunakan pesawat yang mesinnya dapat mengurangi CO2 sebanyak 20 %. Ya, mereka memang sangat peduli pada masalah lingkungan hidup, hal tersebut seharusnya bisa diterapkan pada masyarakat di Indonesia.

Untuk permasalahan sampah sendiri, terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan. Tujuan suatu sitem pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadi bahan yang berguna secara efisien dan ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal. Untuk melakukan pemilihan alur konversi sampah diperlukan adanya informasi tentang karakter sampah, karakter teknis teknologi konversi yang ada, karakter pasar dari produk pengolahan, implikasi lingkungan dan sistem, persyaratan lingkungan, dan yang pasti: keekonomian. Untuk penggunaan teknologi dalam pengolahan sampah di Jawa Barat sendiri, saya mengambil contoh Kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang menggunakan beberapa teknologi, diantaranya sanitary landfill, open dumping, dranco, incinerator, dan Mechanical Biological Treatment (MBT). Sanitary landfill adalah proses pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir dengan cara menyusun timbunan sampah yang sudah dipadatkan menjadi suatu lapisan yang kemudian ditutup dengan lapisan tanah. Kemudian di atas lapisan tanah ini disusun lagi lapisan sampah berikutnya dan kemudian ditutup lagi dengan lapisan tanah berikutnya. Demikian seterusnya sampai ketinggian tertentu yang relatip aman baru pekerjaan dihentikan. Akhirnya akan terbentuk sebuah bukit yang dapat dimanfaatkan untuk hutan buatan, tempat rekreasi dan lain sebagainya. Open dumping adalah teknik atau metode pengelolaan sampah yang dilakukan di TPA hanya dengan menumpuk sampah dihamparan tanah yang luas dan selanjutnya tidak dilakukan pengelolaan khusus. Sedangkan Mechanical Biological Treatment adalah pemanfaatan penggunaan sampah seefisien mungkin, yaitu dibagi menjadi dua tahap, yaitu :

1. Pemilahan sampah: Bahan yang masih berguna dipilah dan disisihkan, contoh: logam, plastik, gelas. Dan umumnya dari proses ini juga bisa dihasilkan bahan bakar dari bahan baku sampah/RDF(Refuse Derived Fuel). Bahan baku RDF umumnya dari plastik atau bahan organik lainnya.
2. Penanganan sampah biologis: Penanganannya memisah sampah biodegredable untuk memproduksi biogas dan pupuk.

Jadi intinya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus memperhatikan akibat buruk yang dapat menimbulkan kerugian, terutama masalah lingkungan hidup.


Referensi :
Buku Ekologi - David Burnie
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 tahun 2009
http://press.jal.co.jp/en/release/200804/000907.html
http://sisilaindunia.blogspot.com/2008/03/perkembangan-iptek-dan-glogal-warming.html
http://imazu.wordpress.com/2009/05/12/cemetery-landfill-mungkinkah/
http://www.antaranews.com/berita/1279831451/tangerang-segera-putuskan-teknologi-pengelolaan-sampah-ciangir

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Palestine Blogs - The Gazette
Palestine Blogs - The Gazette

About this blog