MOONLIGHT

Salaam... Selamat datang di blog kelam ini...

Karena saya ditugaskan oleh guru ekologi saya untuk membuat tugas yaitu mengomentari pertanyaan yang ada di blognya, oke lah iseng-iseng saya coba menulis...


Ilmu Pengetahuan dan teknologi telah memberikan kontribusi besar terhadap peradaban manusia. Berbagai fasilitas untuk mempermudah kehidupan manusia telah diciptakan. Hal tersebut bahkan telah membuat manusia menjadi ketergantungan. Alam, sebagai penyedia sumber kehidupan telah dieksplorasi sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun, setiap kemajuan positif biasanya terdapat pula hal negatif yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Teknologi yang telah maju telak mengeksploitasi alam secara terus menerus, sehingga terkadang tidak memperhatikan lingkungan hidup di sekitarnya. Dan bila hal tersebut tidak diperhatikan dan selalu diabaikan, maka akan terjadi ketidakseimbangan alam, yang akan mengakibatkan rendahnya kualitas hidup makhluk hidup di sekitar wilayah tersebut.

Beberapa contoh pengaruh negatif dari teknologi adalah penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan. Di kota-kota besar, termasuk Bandung jumlah kendaraan bermotor sangat besar. Dari data Dinas Perhubungan Kota Bandung, di tahun 2007 saja jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung berjumlah 839.278 unit, dan itu akan selalu bertambah setiap tahunnya. Kendaraan bermotor adalah salah satu penyumbang pencemaran udara terbesar. Dengan membakar bahan bakar fosil, kita mempercepat aliran balik karbon dari kerak bumi ke udara. Proses ini mengalami peningkatan laju besar-besaran, dan seperti yang kita lihat, akibatnya pun mulai tampak. Karbon mendominasi kimia kehidupan. Hal ini disebabkan atom-atomnya memiliki kemampuan luar biasa untuk berkatan, tidak hanya dengan sesamanya, melainkan juga dengan atom unsur-unsur lain. Akibatnya, karbon dapat membentuk jutaan macam molekul yang masing-masing berbeda sifat kimianya. Belum lagi ketika akhir pekan, ratusan ribu kendaraan bermotor dari luar kota, terutama dari Jakarta memasuki Kota Bandung. Pada akhir pekan di titik masuk Kota Bandung seperti di pintu tol Pasteur terjadi peningkatan kandungan CO rata-rata sekitar 38 %. Secara alamiah Kota Bandung memiliki Geografi yang nyaman, namun pencemaran udara sudah mulai mengganggu kenyaman dan kesehatan. Di kota-kota besar dunia sendiri, permasalahan tersebut dapat dikurangi dengan memperbanyak jumlah kendaraan hybrid yang ramah lingkungan yang menggunakan baterai. Memang, penggunaan kendaraan ramah lingkungan telah menjadi trend dunia saat ini mengingat isu Global Warming yang semakin mendunia. Solusi lain adalah dengan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Di negara modern seperti Jepang saja, masyarakatnya masih rela menggunakan sepeda atau kendaraan umum untuk bepergian, mengingat Jepang adalah salah satu negara produsen terbesar kendaraan bermotor di dunia. Untuk skala yang lebih besar, yaitu penggunaan mesin pesawat terbang, salah satu maskapai nasional Jepang, Japan Airlines menggunakan pesawat yang mesinnya dapat mengurangi CO2 sebanyak 20 %. Ya, mereka memang sangat peduli pada masalah lingkungan hidup, hal tersebut seharusnya bisa diterapkan pada masyarakat di Indonesia.

Untuk permasalahan sampah sendiri, terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan. Tujuan suatu sitem pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadi bahan yang berguna secara efisien dan ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal. Untuk melakukan pemilihan alur konversi sampah diperlukan adanya informasi tentang karakter sampah, karakter teknis teknologi konversi yang ada, karakter pasar dari produk pengolahan, implikasi lingkungan dan sistem, persyaratan lingkungan, dan yang pasti: keekonomian. Untuk penggunaan teknologi dalam pengolahan sampah di Jawa Barat sendiri, saya mengambil contoh Kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang menggunakan beberapa teknologi, diantaranya sanitary landfill, open dumping, dranco, incinerator, dan Mechanical Biological Treatment (MBT). Sanitary landfill adalah proses pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir dengan cara menyusun timbunan sampah yang sudah dipadatkan menjadi suatu lapisan yang kemudian ditutup dengan lapisan tanah. Kemudian di atas lapisan tanah ini disusun lagi lapisan sampah berikutnya dan kemudian ditutup lagi dengan lapisan tanah berikutnya. Demikian seterusnya sampai ketinggian tertentu yang relatip aman baru pekerjaan dihentikan. Akhirnya akan terbentuk sebuah bukit yang dapat dimanfaatkan untuk hutan buatan, tempat rekreasi dan lain sebagainya. Open dumping adalah teknik atau metode pengelolaan sampah yang dilakukan di TPA hanya dengan menumpuk sampah dihamparan tanah yang luas dan selanjutnya tidak dilakukan pengelolaan khusus. Sedangkan Mechanical Biological Treatment adalah pemanfaatan penggunaan sampah seefisien mungkin, yaitu dibagi menjadi dua tahap, yaitu :

1. Pemilahan sampah: Bahan yang masih berguna dipilah dan disisihkan, contoh: logam, plastik, gelas. Dan umumnya dari proses ini juga bisa dihasilkan bahan bakar dari bahan baku sampah/RDF(Refuse Derived Fuel). Bahan baku RDF umumnya dari plastik atau bahan organik lainnya.
2. Penanganan sampah biologis: Penanganannya memisah sampah biodegredable untuk memproduksi biogas dan pupuk.

Jadi intinya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus memperhatikan akibat buruk yang dapat menimbulkan kerugian, terutama masalah lingkungan hidup.


Referensi :
Buku Ekologi - David Burnie
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 tahun 2009
http://press.jal.co.jp/en/release/200804/000907.html
http://sisilaindunia.blogspot.com/2008/03/perkembangan-iptek-dan-glogal-warming.html
http://imazu.wordpress.com/2009/05/12/cemetery-landfill-mungkinkah/
http://www.antaranews.com/berita/1279831451/tangerang-segera-putuskan-teknologi-pengelolaan-sampah-ciangir


Tentang Arsenik

Arsenik sehari-hari

Arsenik adalah suatu unsur kimia metaloid (semilogam) golongan VA, berwujud bubuk putih, tanpa warna dan bau (karena itulah arsen sangat dikenal dalam urusan racun-meracun makanan!). Nama arsenik sendiri pertama kali berasal dari bahasa Persia zarnig dan bahasa Yunani arsenikon yang artinya kuning. Arsenik dalam kehidupan sehari-hari (di luar racun-meracun) digunakan untuk bahan pestisida di buah-buahan. Galium arsenid dapat dipakai sebagai bahan semikonduktor rangkaian listrik. Dalam pengobatan, arsen juga mendapat tempat khusus. Di zaman dahulu arsenik pernah digunakan sebagai obat sifilis, yaitu Salvarsan. Sampai sekarang arsenik masih menjadi salah satu alternatif pengobatan tripanosomiasis Afrika (dalam bentuk melarsoprol). Arsenik juga dipakai dalam industri pewarna dan cat.

Arsenik di air minum

Dalam kehidupan sehari-hari, makanan kita pun mungkin mengandung arsenik dalam jumlah kecil. Konsentrasi arsenik yang dianggap tidak berbahaya dalam air minum oleh WHO adalah kurang dari 10 ppb (part per billion). Selain karena arsenik menjadi bahan pestisida yang dipakai untuk menyemprot sayur dan buah, arsenik juga berpotensi mencemari perairan. Hal ini pernah menjadi masalah serius di Cina dan Bangladesh, dan sekitarnya pada tahun 2005. Arsenik yang ditemukan di air adalah arsenik bentuk arsenat V (HAsO42-) dan arsenit III (H3AsO3). Di alam bebas arsenat dan arsenit dapat mengalami reaksi redoks bolak balik. Konsentrasi yang ditemukan dapat mencapai 200-4400 ppb, atau 0.2-4.4 ppm (part per million).

Arsenik sebagai racun

Bentuk arsenik yang terkenal adalah As2O3, alias arsen trioksida atau warangan. Warangan ini bentuknya berupa bubuk berwarna putih yang larut dalam air. Bentuk lainnya adalah bubuk kuning As2S3 dan bubuk merah realgar As4S4. Keduanya sempat populer sebagai bahan cat, namun karena toksik akhirnya mereka tidak dipakai lagi. Adapun bentuk gasnya, yang juga beracun; adalah arsin (As2H3).

Mengapa arsenik beracun? Arsenik mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-sel hidup, melalui berbagai mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvat dehidrogenase, sehingga sintesis ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang. Sel yang diserang arsenik akan mengalami nekrosis dan kematian dengan segera.

Keracunan arsenik dapat terjadi dalam 2 cara, yaitu akut dan kronik. Akut berarti arsenik diberikan dalam satu dosis tunggal yang sangat besar dan langsung mematikan. Dosis ini kira-kira sebesar 120-200 mg pada orang dewasa atau 2 mg/kgBB pada orang dengan berat badan kurang dari 60 kg. Untuk urusan peracunan, biasanya pelaku mencampurkan arsenik dalam makanan dalam dosis beberapa kali lipat, untuk mengantisipasi korbannya muntah-muntah akibat keracunan akut ini. Gejala keracunan akut terdiri atas mual muntah hebat yang disertai sakit perut. Napas penderita berbau seperti bawang putih. Kadang ia langsung kejang-kejang dan koma. Tekanan darah korban langsung turun dan ia tampak seperti orang dehidrasi berat.

Sedangkan cara kronik merupakan cara yang “cocok” dilakukan oleh koki atau juru masak yang punya urusan atau dendam pribadi dengan majikannya. Di sini si pelaku memasukkan arsenik dalam jumlah nonletal berkali-kali dalam makanan korbannya, untuk membuatnya sakit-sakitan. Suatu saat si korban diberi arsenik dalam jumlah sangat besar. Penderita keracunan kronik mula-mula mengalami gejala keracunan seperti keracunan akut, tapi lama-kelamaan datang gejala tambahannya. Ia akan mengalami perubahan warna kulit menjadi kelabu atau kehitaman, gangguan fungsi hati, fungsi jantung, fungsi paru-paru, dan fungsi ginjal. Fungsi saraf tepi juga terganggu secara simetris. Tapi yang paling jelas adalah kukunya, di mana terlihat garis-garis horizontal bersusun-susun. Garis ini disebut Mees’ lines. Garis ini berguna dalam penyelidikan ahli forensik karena dengan mengukur panjang kuku dan jarak antara garis, ahli dapat menentukan berapa lama sekali si korban diracun arsenik.

Mengatasi keracunan arsenik

Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik. Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama daripada itu (termasuk juga keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari.


Tentang Sianida

Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung (C≡N), yang terdiri dari 3 buah atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen. Secara spesifik, sianida adalah anion CN-. Senyawa ini ada dalam bentuk gas, liquid dan solid, setiap senyawa tersebut dapat melepaskan anion CN- yang sangat beracun. Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia dan memiliki sifat racun yang sangat kuat dan bekerja dengan cepat. Contohnya adalah HCN (hidrogen sianida) dan KCN (kalium sianida).


Kata “sianida” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “biru” yang mengacu pada hidrogen sianida yang disebut Blausäure ("blue acid") di Jerman.

Hidrogen sianida merupakan gas yang tidak berasa dan memiliki bau pahit yang seperti bau almond. Kebanyakan orang dapat mencium baunya, tetapi ada beberapa orang yang karena masalah genetiknya tidak dapat mencium bau HCN. Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Dalam bentuk cairan, HCN tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. HCN bersifat volatile dan mudah terbakar serta dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak juga sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan.

Natrium sianida dan kalium sianida berbentuk bubuk putih dengan bau yang menyerupai almond. Adanya hidrolisis dari KCN dan NaCN, HCN dapat terbentuk dengan reaksi sebagai berikut:

NaCN + H2O → HCN + NaOH

KCN + H2O → HCN + KOH

Bakteri, jamur, dan algae tertentu dapat menghasilkan sianida. Dapat pula ditemukan di beberapa makanan dan tumbuhan. Meskipun dalam jumlah yang sedikit, sianida dapat ditemukan di dalam almond, bayam, kecap, bambu, dan akar cassava. Sianida tersebut terdapat sebagai bagian dari gula atau senyawa alami lainnya. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor dan pada beberapa produk sintetik.

Banyak sianida di tanah atau air berasal dari proses industri. Sumber terbesarnya yaitu aliran buangan dari proses pertambangan logam, industri kimia organik, pabrik besi dan baja, serta fasilitas pengolahan air limbah publik. Sebagian kecil sianida dapat ditemukan pada runoff hujan yang membawa garam-garam sianida yang terdapat di jalan. Sianida yang terdapat di landfill dapat mencemari air tanah.

Garam sianida dan HCN digunakan dalam proses metalurgi, electroplating, proses produksi kimia organik, pabrik plastik, pengasapan kapal, dan proses pertambangan. HCN digunakan pula dalam ruangan gas yang dipakai untuk proses eksekusi (hukuman mati) dan banyak juga digunakan dalam peperangan. Sianida yang digunakan oleh militer NATO (North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam hidrosianik. Selain itu, banyak bahan-bahan yang mengandung sianida digunakan dalam proses medic, seperti penggunaan sebagai vasodilator dalam pemeriksaan pembuluh darah dan digunakan pula untuk menurunkan tekanan darah manusia secara cepat dalam kondisi kritis.

Sianida memasuki udara, air, dan tanah baik dengan proses alami maupun karena proses industri. Keberadaan sianida di udara jauh di bawah ambang batas yang dapat berbahaya. Sianida di udara berbentuk partikel kecil yang halus. Adanya hujan atau salju mengurangi jumlah partikel sianida di dalam udara, namun tidak begitu dengan gas HCN. Waktu paruhnya untuh menghilang dari udara adalah 1-3 tahun. Kebanyakan sianida di air permukaan akan membentuk HCN dan kemudian akan terevaporasi. Meskipun demikian, jumlahnya tetap tidak mencukupi untuk memberikan pengaruh negative terhadap manusia. Beberapa dari sianida di air tersebut akan diuraikan menjadi bahan yang tidak berbahaya oleh mikroorganisme atau akan membentuk senyawa kompleks dengan berbagai logam, seperti besi. Seperti halnya di air permukaan, sianida yang berada di tanah juga dapat mengalami proses evaporasi dan penguraian oleh mikroorganisme. Sekarang ini, bahkan telah dideteksi sianida di air tanah di bawah beberapa landfill dan tempat pembuangan limbah industri. Ditemukan pula sianida dalam konsentrasi tinggi di dalam lindi di landfill atau di dalam buangan limbah industri, konsentrasi tinggi ini menjadi racun bagi mikroorganisme tanah. Dikarenakan tidak ada lagi mikroorganisme tanah yang dapat menguraikannya, sianida dapat memasuki air tanah di bawahnya.

Kita dapat terpapar sianida saat bernapas, minum air, menyentuh tanah atau air yang terkontaminasi, dan makan makanan yang sudah mengandung sianida. Konsentrasi HCN di udara yang tidak tercemar adalah kurang dari 0,2 ppm. Di USA dan Kanada, konsentrasi sianida di dalam air minum berkisar antara 0,001-0,011 ppm. Sisa pembakaran produk sintesis yang mengandung karbon dan nitrogen seperti plastik juga akan melepaskan sianida, begitu pula dengan rokok. Pada perokok pasif dapat ditemukan sekitar 0.06µg/mL sianida dalam darahnya, sementara pada perokok aktif ditemukan sekitar 0.17 µg/mL sianida dalam darahnya. Hidrogen sianida sangat mudah diabsorbsi oleh paru, gejala keracunan dapat timbul dalam hitungan detik sampai menit. Ambang batas minimal hydrogen sianida di udara adalah 2-10 ppm, tetapi angka ini belum dapat memastikan konsentrasi sianida yang berbahaya bagi orang disekitarnya. Selain itu, saraf-saraf sensoris pernafasan juga sangat terganggu. Berat jenis hidrogen sianida lebih ringan dari udara sehingga lebih cepat terbang ke angkasa. Anak-anak yang terpapar hidrogen sianida dengan tingkat yang sama pada orang dewasa akan terpapar hidrogen sianida yang jauh lebih tinggi. Selain itu, orang yang tinggal di dekat pembuangan limbah berbahaya akan terpapar lebih banyak dibanding dengan orang umum lainnya.

Paparan hidrogen sianida dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit. Muncul segera setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60 menit. Kebanyakan kasus disebabkan kecelakaan pada saat bekerja sehingga cairan sianida kontak dengan kulit dan meninggalkan luka bakar. sianida sangat mudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Tidak perlu melakukan atau merangsang korban untuk muntah, karena sianida sangat cepat berdifusi dengan jaringan dalam saluran pencernaan. Sianida juga dapat dengan mudah masuk ke dalam aliran darah. Walaupun sianida dapat mengikat dan menginaktifkan beberapa enzim, tetapi yang mengakibatkan timbulnya kematian atau timbulnya histotoxic anoxia adalah karena sianida mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobik. Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa menit akan mengganggu transmisi neuronal. Sianida dapat di buang melalui beberapa proses tertentu sebelum sianida berhasil masuk kedalam sel. Proses yang paling berperan disini adalah pembentukan dari cyanomethemoglobin (CNMetHb), sebagai hasil dari reaksi antara ion sianida (CN–) dan MetHb.

Sianida dapat dibuang dengan adanya:

a. Ikatan dengan endothelial-derived relaxing factor (EDRF) dalam hal ini adalah asam nitirit.

b. Bahan-bahan metal seperti emas, molibdenum atau komponen organik seperti hidrokobalamin sangat efektif mengeliminasi sianida dari dalam sel.

c. Albumin dapat merangsang kerja enzim dan menggunakan sulfur untuk mengikat sianida.

Tidak perlu paparan sianida dalam jumlah banyak untuk mengakibatkan gangguan kesehatan yang merugikan. Kehebatan efek yang ditimbulkan sianida bergantung pada bentuknya, apakah itu HCN atau dalam bentuk garam dan lainnya. Paparan sianida dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak, hati, bahkan koma dan kematian dalam jangka waktu yang pendek. apabila terpapar dalam konsentrasi yang sangat tinggi, hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangan kesadarannya. 3 menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit akan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir dengan kematian. Pekerja yang terpapar dalam konsentrasi rendah akan tetapi terpapar beberapa tahun dapat mengalami kesulitan dalam pernapasan, muntah-muntah, sakit dada, dan kepala. Indikasi pertama keracunan sianida adalah napas cepat dan pendek, sakit kepala, hiperpnea sementara, gelisah dan lainnya. Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma dan dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida. Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan penggunaan dari oksigen, maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan. Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah vena akan mengakibatkan timbulnya warna kulit seperti “cherry-red”, tetapi tanda ini tidak selalu ada.

Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam. Dosis letal dari sianida adalah:
a. Asam hidrosianik sekitar 2,500–5,000 mg min/m3
b. Sianogen klorida sekitar 11,000 mg min/m3

c. Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg
d. Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg


Pertolongan di lokasi kasus keracunan sianida adalah sebagai berikut:

1. Pada Zona Kontaminasi (Hot Zone)

Para penolong harus memakai pelindung karena hidrogen sianida adalah zat berbahaya yang sangat mudah masuk ke dalam. Selain itu juga, tim penyelamat pada kejadian dengan korban keracunan yang banyak harus sudah terlatih membawa peralatan yang memadai. Peralatan itu antara lain:

a. Pelindung pernafasan: tekanan positif, dan membawa oksigen sendiri pada lokasi dengan tingkat hidrogen sianida yang tidak dapat diperkirakan.

b. Pelindung kulit: Pakaian yang anti zat kimia yang melindungi kontak langsung hidrogen sianida dengan kulit.

Pada korban yang keracunan sianida, segera cek pernafasan dan nadinya. Segera bawa korban ke tempat yang bebas racun sianida.

2. Pada Zona Dekontaminasi

Periksa respirasi dan nadi ulang. Bila ternyata pernafasan sangat rendah atau tidak ada, berikan nafas buatan. Segera berikan oksigen 100% dan antidotum spesifik bila perlu. Selain itu, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan siram kulit dan air dengan air selama 2-3 menit, setelah itu cuci dengan sabun. Irigasi dan siram mata yang teriritasi dengan air bersih selama lima menit. Tetap lakukan irigasi pada mata walaupun sedang dilakukan tindakan lain.Pada kasus yang tertelan, jangan menyuruh atau membuat korban muntah. Jika korban tidak sadar, berikan zat karbon misalnya arang sebanyak 60-90 gram. Jika korban dalam keadaan sadar maak dapat diberikan antidotum dengan segera. Setelah selesai dilakukan proses dekontaminasi racun maka segera pindahkan ke zona pendukung.

3. Pada Zona Pendukung

Periksa kembali respirasi dan nadi korban. Selain itu nilai juga tingkat kesadaran korban. Segera nilai apakah antidotum yang diberikan berhasil menghilangkan gejala-gejala yang timbul akibat keracunan. Tetap teruskan melakukan irigasi pada kulit dan mata.

credits to:

One day, when i was just a junior high school student, i saw a girl that very special for me. I don’t know why my heart was beating faster when i met her. I very wanted to know her. So, i asked to her friend what her name is. Finally, i got her name. That was very beautiful name. Shortly, we were being acquainted. And not longer, we were being close friend. I felt very comfortable when i was close to her.

And i really wanted to make a relationship with her. I thought it for several days. But i was not ready to express my entire mind to her. And... The worst thing was happened. She made a relationship with another guy. I was very down when i heard it. My heart was very hurt. And i felt so blue then. I felt i was worthless for her. And she never knew how my feeling in her. So, i must bury this feeling deep inside. And finally, i just can smile. Because for me, the true love is how let someone that you love feel happy although we must hurt for it.

Demi malam apabila menutupi (gelap),
dan siang apabila ia terang,
dan yang menciptakan lelaki dan perempuan.
Sesungguhnya usaha kamu bermacam-macam.
Adapun orang yang memberi dan bertaqwa,
dan membenarkan kebaikan,
maka akan Kami memudahkan baginya jalan yang mudah.
Dan adapun orang yang bakhil dan merasa lebih kaya,
dan mendustakan kebaikan,
maka akan Kami mudahkan baginya jalan yang sukar.


Dan hartanya tidak lagi berguna kepadanya apabila dia sudah mati.
Sesungguhnya atas Kami-lah memberi petunjuk,
Dan sesungguhnya kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia.
Maka Aku peringatkan kamu dengan api yang menyala-nyala.
Tidak ada yang masuk ke dalamnya melainkan orang yang celaka,
yang mendustakan dan berpaling.


Dan akan dijauhkan dari padanya orang yang taqwa,
yang memberikan hartanya untuk membersihkannya.
Dan bukan karena sesuatu nikmat (pemberian) di sisinya dari seorang yang akan dibalasnya,
kecuali karena mengharapkan wajah (keridhaan) Tuhannya yang Maha Tinggi.
Dan kelak dia ridha.

(Q.S. Al Lail : 1-21)

Pengikut

Palestine Blogs - The Gazette
Palestine Blogs - The Gazette

About this blog